Rabu, 06 Juni 2012

Gelombang Bono Jadi Destinasi Wisata Internasional

PEKANBARU*** Fenomena alam gelombang Bono di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau akan menjadi destibasi wisata selancar berskala internasional. Menurut pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, target tersebut akan tercapai pada tahun 2015 mendatang. Hal ini diakui Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Firmansyah Rahim baru-baru ini. Menurutnya, pihaknya saat ini sedang membuat masterplan atau rencana induk untuk merealisasikan target tersebut. "Di dalam masterplan tersebut tentunya akan disiapkan tata ruang kawasan Teluk Meranti. Mana yang untuk pengembangan dan mana yang untuk konservasi agar fenomena alam (di Kecamatan Teluk Meranti) itu berkelanjutan," katanya pada focus grup discussion dengan tema Membangun Kesepahaman dan Kesepakatan Bersama dalam Upaya Pengembangan Wisata Bono menjadi Ikon Wisata Internasional di Hotel Pangeran, Pekanbaru baru-baru ini. Bono merupakan gelombang mencapai enam meter yang timbul dari pertemuan arus Sungai Kampar dari hulu dan pasang air laut di bagian hilir. Pemeliharaan daerah konservasi ini sangat penting bagi kesinambungan gelombang Bono. Menurutnya, hal itu penting, karena investor bersedia menanamkan modal jika arus gelombang Bono bisa bertahan minimal hingga 60 tahun ke depan. Pemerintah, lanjut Firmasyah, tidak bisa sendiri mengembangkan potensi Bono dan butuh keikutsertaan investor dan berbagai pihak swasta lainnya. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah daerah memberi kemudahan kepada investor tekait perizinan agar mereka mau ikut membangun infrastruktur di Teluk Meranti. Infrastruktur jalan sejauh 90 kilometer dari Pekanbaru menuju Teluk Meranti, ujarnya, harus menjadi prioritas. Begitu juga ketersediaan listrik dan air bersih yang menjadi kebutuhan dasar. "Investor akan ragu menanamkan modalnya di Teluk Meranti jika ketiga hal itu tidak segera disiapkan," jelasnya. *(NWR)

Kepulauan Jemur, Objek Wisata Unggulan Riau

Pekanbaru*** Hampir tiap pulau dalam gugusan Kepulauan Jemur memiliki objek wisata yang sangat menarik. Di Pulau Labuhan Bilik misalnya, wisatawan dapat menikmati matahari terbit (sun rise) dari hamparan pantai berpasir putih yang permai. Tiap pagi, jika tidak terhalang awan, matahari akan tampak menyembul persis di permukaan laut. Bola matahari terbit juga dapat dilihat dari teras penginapan Dinas Perikanan, dengan siluet layar-layar perahu nelayan yang berderet di mulut teluk Labuhan Bilik, persis di depan penginapan. Beberapa flora langka dan panorama tebing-tebing curam juga ada di pulau ini. Objek-objek yang lebih menarik terdapat di Pulau Tekong Emas. Tidak hanya sunrise dan sunset yang dapat dinikmati dari pulau ini tetapi, juga Goa Jepang, Menara Suar, Bekas Tapak Kaki Manusia Raksasa, Perigi Tulang, Sisa-Sisa Pertahanan Jepang, Batu Panglima Layar, Taman Laut dan pantai berpasir kuning emas. Pulau ini juga menjadi pusat penangkaran penyu dan kawasan perlindungan satwa langka. Pada malam hari, wisatawan dapat mengintip penyu yang sedang bertelur. Sedangkan pada siang hari, pengunjung dapat melihat ratusan telur penyu yang sedang ditangkar dan penyu-penyu kecil hasil penangkaran yang berenang-renang lucu di kolam besar untuk siap dilepas ke laut setelah berusia 6-8 bulan. Objek-objek lain yang menarik untuk dikunjungi adalah kota di atas laut, Panipahan, Pulau Halang, Danau Napangga, Batu Belah Batu Bertangkup, Pulau Tilan, Bono Sungai Rokan, dan Desa Rantau Bais. Panipahan dikenal sebagai kota nelayan di atas laut, dengan jalan raya yang terbuat dari pelancar kayu. Di atas balok-balok kayu yang ditata rapi itu kendaraan bermotor dan pejalan kaki hilir-mudik ke tujuan. Kota berpenduduk 12.459 jiwa ini dikenal sebagai penghasil rotan, kopra basah dan ikan laut (udang dan ikan besar) yang diekspor ke Singapura serta Malaysia. Peminat wisata budaya, selain ke Bagan Siapiapi, juga dapat mampir ke Desa Rantau Bais yang masih alami dan nyaris belum terpengaruh budaya asing. Desa yang terletak tidak jauh dari jalan raya lintas Pekanbaru-Medan ini memiliki panorama alam yang indah, serta budaya dan adat istiadat yang unik. Rumah-rumah tua berarsitektur Melayu tradisional juga masih mendominasi desa ini. Selain menjadi andalan Kabupaten Rokan Hilir, pengembangan objek-objek wisata alam dan budaya di atas juga akan menjadi andalan Provinsi Riau yang selama ini cenderung kurang memperhatikan potensi wisatanya. *(NWR)