Rabu, 30 Mei 2012

Pengalaman Pertama Mengunjungi Danau Zamrud

Ini adalah pengalaman pertama saya mengunjungi objek wisata alam Danau Zamrud di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Di bawah danau berair keruh layaknya tumpahan air kopi hitam ini, konon banyak menyimpan sumber minyak bumi dan gas. Objek wisata ini sendiri masih asri, belum terjamah. Makanya, orang yang datang ke sini masih jarang. Apalagi transportasi khusus menuju Danau Zamrud tersebut belum ada karena masih berada di kawasan area operasional BOB atau perusahaan pengeboran minyak eks PT Caltex Pacific Indonesia. Gambar ini menunjukkan ketika saya bersama teman-teman menumpang speed boad dengan melintasi anak sungai yang mengalir dari danau. Wachh, kali ini saya betul-betul gamang. *(NWR)

Danau Zamrud Siak, Objek Wisata di Kawasan Suaka Margasatwa

Siak*** Danau Zamrud yang terletak di Desa Zamrud, Kabupaten Siak, Riau pada awalnya adalah dua danau yang berdampingan, yaitu Danau Pulau Besar dan Danau Bawah. Sejak tanggal 25 November 1980, kawasan danau dan hutan yang memiliki pemandangan khas hutan rawa primer ini ditetapkan pemerintah sebagai kawasan suaka margasatwa. Belakangan ini warga masyarakat bersama pemerintah daerah setempat mengusulkan kawasan seluas 2.500 hektar tersebut dijadikan sebagai kawasan taman nasional. Danau yang berada di hamparan ladang minyak bumi Coastal Plan Pekanbaru (CPP) Block yang dikelola pemerintah daerah Kabupaten Siak ini memiliki panorama alam yang memikat dan eksotik. Udaranya yang sejuk dan bersih, serta jauh dari hiruk pikuk penduduk dan kebisingan kota, dapat dijadikan sebagai tempat alternatif bagi pengunjung untuk melepas penat atau sekadar untuk mencari inspirasi. Keunggulan kawasan ini terletak pada perpaduan konsep Taman Nasional Ujungkulon di Provinsi Banten dan Danau Toba dengan Pulau Samosirnya yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Di kawasan ini masih ditemukan berbagai jenis satwa yang langka dijumpai di tempat lain. Seperti ikan Arwana emas (schleropages formasus), ikan Balido, Harimau Sumatera (pantheratigris sumatrensis), Beruang Merah (helarctos malayanus), serta beraneka jenis ular. Bahkan kicauan burung Serindit (loriculus galgulus) yang menjadi ikon Provinsi Riau, dapat ditemukan di kawasan ini. Bila melihat Danau Zamrud dari udara, pantulan air berwarna hitam yang berada di tengah hutan rawa. Dan sumur bor minyak bumi hampir menyerupai permata Zamrud. Pada sore hari, saat matahari mulai terbenam, para penghuni kawasan ini seperti burung elang, kera dan bahkan harimau, mulai menampakan diri satu persatu. *(NWR)

Selasa, 29 Mei 2012

Danau Bingkuang Kampar, Objek Wisata Alternatif

Bangkinang*** Kenapa harus disebut Danau Bingkuang?? Mungkin karena danau ini bentuknya mirip dengan buah bingkuang. Danau ini terletak di Kabupaten Kampar Propinsi Riau dan berada di lintasan jalan lintas dari Pekanbaru menuju Sumatera Barat atau Sumatera Utara. Danau Bingkuang merupakan salah satu danau tempat wisata alam di Riau. Di danau ini terdapat jembatan yang sering disebut jembatan kembar Danau Bingkuang. Dan biasanya danau ini sering diadakan acara untuk mandi balimau saat Ramadhan tiba. Tak jauh dari danau tersebut terdapat pemukiman warga di tepi Sungai Kampar. Danau Bingkuang, dapat menjadi objek wisata alternatif. Di sini anda dapat piknik bersama keluarga anda sembari menikmati suasana alam yang masih asri. Kita hanya menempuh waktu perjalanan lebih kurang setengah jam dari Pekabaru. Setelah sampai di Danau Bengkuang, anda terus saja menuju ke arah sungai. Kearah kanan, kita akan dibawa melalui jalan menelusuri sungai Kampar. Jalan ini cukup bagus, tidak macet dan dapat sampai ke Rantau Berangin. Sebelum melalui jalan ini, sebaiknya BBM mobil atau motor terisi cukup. Karena di daerah danau tersebut belum ada SPBU. Di sungai tersebut kita juga dapat memancing. Sebuah rekreasi yang cukup nyaman dan tidak begitu jauh dari kota. Dan untuk oleh-olehnya, kita dapat membawa pulang “Lopek Bugi” khas Danau bingkuang. Sejenis makanan terbuat dari tepung beras pulut/ketan, berinti kelapa, dibungkus daun. Di sini juga terdapat beberapa warung yang menjual makanan cemilan tradisional lainnya. *(NWR)

Danau Napangga di Rohil Penuh dengan Legenda

Pekanbaru*** Danau Napangga di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau termasuk salah satu danau yang cukup menarik di Indonesia. Menurut legenda, danau ini merupakan tempat persinggahan dan peristirahatan raja dan permaisuri pada zaman dahulu. Danau Napangga terletak di kilometer 70-72 kilometer dari Ujung Tanjung di Kecamatan Tanah Putih yang merupakan ibukota Kabupaten Rokan Hilir. Posisi persis danau ini adalah di hulu sungai Batang Kumuh, Desa Tanjung Medan yang berbatasan dengan Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera Utara. Luas danau ini berkisar 500 hektar. Permukaan airnya yang bening kebiruan memantulkan rasa tenang. Danau yang terbentuk secara alami ini pun sangat nyaman bagi Anda untuk berenang dan melakukan aneka aktivitas menyengkan lainnya. Ketenangan danau ini pun cocok bagi Anda yang sedang mencari suasana rileks dan inspirasi baru dalam berkarya. Ketenangan danau ini makin lengkap dengan kehadiran pohon nyiur yang melambai-lambai dan pohon-pohon lain yang menampilkan suasana rimbun di sekitar danau. Sangat asri dan menyegarkan. Tak jauh dari danau, Anda pun dapat menjumpai sumber air panas yang mempesona. Hal menarik lainnya, Danau Napangga merupakan habitat spesies ikan Arwana Sumatera atau ikan Khayangan yang langka dan berharga sangat mahal. Tidak jauh dari kawasan ini pun tinggal masyarakat Bonai yang merupakan salah satu suku asli penduduk yang tinggal di Rohil. Anda pun dapat membeli suvenir di sentra kerajinan penduduk setempat. Tak perlu khawatir, jalan menuju Danau Napangga sudah dilapisi aspal sehingga memudahkan Anda yang berkendara dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Sangat menyenangkan dan menyegarkan. Anda dapat menyambanginya sebagai salah satu target destinasi saat berkelana di bumi Riau. *(NWR)

PLTA Koto Panjang Miliki Panorama Alam Nan Indah

Pekanbaru*** Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang yang berlokasi di Desa Merangin, Kabupaten Kampar, Riau, ini memiliki panorama alam yang indah dengan latar deretan bukit-bukit yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan. Dari jauh terlihat bentangan Bukit Barisan yang menjadi hulu air waduk ini. Air danaunya yang biru seakan-akan menarik pengunjung untuk mengarungi areal sekitar 12.900 hektar ini dengan perahu atau pompong. Kawasan yang asri dan tenang ini sangat cocok dijadikan tempat untuk melepaskan penat sehabis bekerja seharian atau sekadar untuk mencari inspirasi. Kawasan PLTA Koto Panjang tidak semata-mata sebagai sumber tenaga listrik dan sumber air bersih. Tapi juga menyimpan nilai historis bagi masyarakat Kabupaten Kampar dan Kabupaten Lima Puluh Kota khususnya serta masyarakat Provinsi Riau dan Sumatera Barat pada umumnya. Kawasan PLTA Koto Panjang sendiri mulai dibangun pada tahun 1979. Kala itu Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana membangun dam skala kecil di Tanjung Pauh untuk memanfaatkan air Batang Mahat, anak Sungai Kampar Kanan. Pada September dan November 1979, TEPSCO (Tokyo Electric Power Service Co. Ltd.), sebuah perusahaan konsultan Jepang, mengirim tim pencarian proyek (project finding) ke Sumatera. Dari hasil survey yang dilakukan, TEPSCO mengusulkan pembangunan waduk berskala besar di pertemuan Sungai Kampar Kanan dengan Batang Mahat yang lokasi damsitenya di daerah Koto Panjang. Pada Januari 1993, pembangunan proyek yang terletak di tapal batas Provinsi Riau dengan Provinsi Sumatera Barat ini pun dimulai. Proyek bendungan ini pun selesai pada Maret 1996. Begitu selesai, bendungan ini langsung diujicoba dengan penggenangan air. Tepat Jumat, 28 Februari 1997, penggenangan air secara resmi dilakukan. Hingga kini, PLTA Koto Panjang bukan saja menjadi sumber tenaga listrik di Riau. Tapi juga bagian dari objek wisata yang dimiliki Provinsi Riau. Ini dibuktikan dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke PLTA Koto Panjang untuk sekedar menikmati keindahan alam nan asri. *(NWR)

Senin, 28 Mei 2012

Keindahan Pantai Selat Baru Bengkalis Sungguh Menakjubkan

Bengkalis*** Keindahan pantai Selat Baru, Bengkalis sungguh menakjubkan. Pantainya begitu sempurna sehingga mengingatkan setiap orang akan kebesaran sang Khalik. Memang, ketika berbicara mengenai kemolekan berbagai pantai di Indonesia, tentunya takkan ada habis-habisnya. Paling dikenal Pantai Kuta di Bali. Namun, Pantai Selat Baru ini juga menyimpan kekayaan wisata alam yang patut dipromosikan dan dikunjungi. Banyak cerita yang diambil bila Anda sudah mengunjungi Pantai Selat Baru ini. Kelebihan dimiliki Pantai Selat Baru ini sekan-akan banyak yang tidak mengetahuinya dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Bagi pengunjung yang membutuhkan ketenangan dan menghilangkan kepenatan selama aktivitas, Pantai Selat Baru inilah salah satu “obatnya”. Keindahan Pantai Selat Baru dinobatkan Pemerintah Kabupaten Bengkalis sebagai pantai terindah kedua di Bengkalis setelah Pantai Rupat Utara di Pulau Rupat yang memiliki potensi keindahan skala dunia. Sebutan Pantai Selat Baru dikutip dari nama desa di pantai ini berada, yakni Desa Selat Baru, yang merupakan Ibu Kota Kecamatan Bantan. Suasananya yang tenang, membuat pantai ini sebagai alam yang berjasa bagi turis yang haus akan keindahan alam. Kita semakin takjub ketika melihat pantai Selat Baru ini begitu bersih. Ditemani angin lembut dan sajian makanan seafood yang dijual di tepi pantai, seakan-akan keberadaanya mengalahkan pantai-pantai lain di Indonesia. Keindahan alam Pantai Selat Baru ini tak kalah menariknya dengan Pantai Kuta, Bali. Banyak kepiting, udang dan kerang di tepi pantai, sebagai tanda tak adanya pencemaran oleh limbah, seperti pantai-pantai umumnya. Kalau mau ke sini, dari pusat kota Bengkalis, paling-paling Anda hanya membutuhkan waktu 45-60 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Tak ada salahnya bila Pantai Selat Baru ini dapat menjadi salah satu alternatif wisata pantai bagi wisatawan dan penggemar pantai. Selain Anda disuguhi keindahan pantai yang ada, Anda juga dapat menikmati makanan yang dapat dibeli di pinggiran pantai. Di pinggir pantai ini, banyak sekali warung-warung kecil tersusun rapi terbuat dari kayu berjualan makanan dan minuman. Mulai minuman segar kelapa muda hingga menyajikan berbagai paket masakan laut bagi wisatawan. Terutama kerang rebus dan sambal. Makanan ini disajikan dengan panas, karena harus menunggu penjual memasaknya terlebih dahulu. Harganya yang relatif murah, namun rasanya seperti di restoran seafood berbintang. Dipadukan dengan sambal merah, hijau, dan hitam khas Bengkalis. Warganya ramah, membuat Anda tak perlu sungkan untuk bercerita banyak tentang keberadaan Pantai Selat Baru ini. Menurut sebahagian warga yang tinggal di sekitar pantai, wisatawan ramai mengunjungi Selat Baru saat akhir pekan. Pantai yang memiliki hamparan pantai sepanjang 2 kilometer dengan jarak sekitar 200 meter dari bibir pantai ini, hanya menempuh sekitar 30-45 menit kita bisa sampai ke Melaka, Malaysia dengan menggunakan kapal yang pelabuhannya di sekitar Selat Baru. Bila cuaca cerah, dari Pantai Selat Baru ini bisa terlihat samar-samar Kota Melaka. Pantai yang terletak di utara Ibukota Kabupaten Bengkalis ini, samar-samar bisa melihat Gunung Ledang di Negeri Jiran ini. Menurut legenda, di Gunung Ledang inilah Laksamana Hang Tuah dan Hang Jebat berkelahi yang akhirnya Hang Jebat wafat. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Bengkalis menjadikan kawasan ini sebagai perhelatan kesenian dan kebudayaan tradisional Melayu dan berbagai perlombaan rutin setiap tahunnya. Seperti lomba perahu jong, gasing, dan layang-layang. Meskipun pantai ini belum banyak diketahui orang, tapi pantai ini memiliki prosfektif sangat cerah bila dijadikan lokasi wisata alam pantai yang juga dapat diandalkan. Keindahan yang tidak kalah dibandingkan dengan pantai-pantai di Riau lainnya. Bila ingin berwisata ke Pantai Selat Baru, pastinya Anda jangan lupa membawa kamera photo untuk mengabadikan keindahan dan alaminya pantai. *(NWR)