Objek Rekreasi “Soeman HS”
Gudang Ilmu di Tengah Kota Bertuah
Gambaran Perpustakaan Daerah (Perpusda) di banyak tempat mungkin lebih banyak menampilkan kesan kusam dengan debu yang menyelimuti tumpukan buku.
Kesan sumpek dengan buku yang bertumpuk tidak teratur, berjubel di lorong, dan di meja bacaan. Gedungnya selalu menampilkan bangunan tua yang tidak terawat dengan cat mengelupas di sekujur dinding.
Namun gambaran seperti itu tidak terjadi di Pustaka Soeman HS Pekanbaru, Riau. Gedung bertingkat lima ini banyak memiliki keunikan. Baik dari konstruksi maupun fasilitas yang tidak dimiliki gedung buku lainnya.
Cirinya khas bangunan yang telah diresmikan pada 2008 itu, memiliki banyak tiang-tiang raksasa sebagai penopang bangunan unik tak ubahnya sebagai meja tempat untuk membaca Alquran (Reghal).
Selain memiliki keunikan gedung, lokasi pustaka yang menelan dana Rp158 miliar itu juga sangat strategis, yakni berada di jantung Ibu kota Riau tepatnya di Jalan Sudirman yang diapit oleh gedung Gubernur Riau dan Bank Indonesia (BI) Pekanbaru.
Bangunan yang dindingnya terbuat dari kaca transparan itu memudahkan pengunjung melihat keindahan Kota Bertuah itu. Saat memasuki gedung tersebut, suasana sejuk mulai terasa di pustaka itu.
Jauh dari kesan kumuh atau kotor dibandingkan perpustaan lain umumnya. Di sana semua buka terlihat rapi dan semua begitu nyaman. Jika haus, pengelola perpustakaan menyediakan kedai kopi Kimteng.
Ini membuat pengunjung perpustakaan tidak merasa bosan. Sehingga mereka nyaman saat berada di dalam perpustaan yang memiliki gedung lapang ini.
Selain itu, di lantai dasar perpustakaan itu pengunjung dimanjakan dengan Media Center dengan fasilitas 10 unit komputer yang dapat digunakan untuk mengakses internet.
Setiap pengunjung bebas memakai komputer, namun dibatasi hanya satu jam. Peraturan ini dilakukan agar para pengunjung dapat bergantian menggunakan fasilitas komputer tersebut.
Bagi pengunjung yang merasa kesulitan mencari buku, mereka bisa bertanya kepada petugas imformasi yang siap membantu.
Penulis pun melangkah ke lantai I dan lantai II. Di lantai ini pengunjung disajikan sejumlah buku yang berhubungan dengan mata pelajaran dan mata kuliah. Buku-buku tesis dan skripsi tersusun rapi di dua lantai ini.
Sementara di lantai III sengaja ditempatkan buku mengenai sejarah dan kebudayaan, serta pengetahuan umum. Di lantai ini, pengelola juga dilengkapi dengan ruang khusus diskusi.
Ruangan yang berisi meja bundar dan sejumlah tempat duduk, serta kaca transparan ini mampu menampung pengunjung antara 10 sampai 15 orang.
“Semua orang bebas menggunakannya," kata petugas di lantai III yang ditemui penulis. Sedangkan lantai IV dan V belum bisa dibuka untuk umum. Di lantai ini sengaja diperuntukkan pegawai yang bertugas.
Asnul (39), salah seorang pengunjung, mengamini gambaran nyaman gedung tersebut. Meski gemar “melahap” berbagai buku bacaan, ayah tiga anak ini awalnya tidak tertarik berkunjung ke Perpusda Soeman HS.
Awalnya dia mengaku enggan untuk meminjam buku di perpustakaan. Pasalnya dalam benak pria ini, kesan kotor dan kumuh sudah terpatri di dalamnya.
Hingga suatu hari, seorang kerabatnya bercerita tentang anaknya yang selalu merengek minta diantar ke perpustakaan Soeman HS. Bahkan, anaknya kerabatnya betah berjam-jam berada di sana hingga harus dibujuk rayu agar mau diajak pulang.
Heran dengan kisah tersebut, dia pun mencari waktu menyempatkan diri mampir ke perpustakaan Soeman HS untuk membunuh rasa penasarannya.
"Walau saya sudah lama di Pekanbaru, saya baru kali ini mengunjungi pustaka. Karena selama ini kesan pustakakan tidak rapi dan membosankan, tapi ternyata terbalik suasana di sini menyenangkan. Anak saya bawa di perpustakaan anak, sedangkan saya bisa santai minum kopi," kelakarnya sambil menghisap sebatang rokok kretek kesuakanya.
“Saya sebenarnya kurang tertarik baca buku, tapi karena di sini suasa enak, saya main internet saja. Apalagi di sini dilengkapi Wi-Fi, saya sering kemari dan memang betah," sebut Rahmad Kurniawan karyawan sebuah perusahaan elektronik yang ditemui terpisah. nwr-oz****(lihat fotonya di bawah)